Bangsa kita adalah bangsa yang
majemuk terdiri atas berbagai suku dan bahasa. Kita mengenal semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu, maka sudah sewajarnya
kalau kita bangsa Indonesia yang seia sekata, senasib dan sepenanggungan saling
menyayangi sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Seperti semboyan “Torang Samua
Basudara”.
Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa berbagai masalah kerapkali menjadi pemicu permasalahan
di masyarakat kita. Isyu SARA kerapkali menjadi biangkerok terjadinya
perkelahian dan perpecahan di tengah masyarakat. Kita tentu sering mendengar
perkelahian antar warga atau antar kampung yang terjadi diberbagai daerah di
tanah air. Penyerangan dan pembakaran gereja. Termasuk jugakasus penyerangan
terhadap golongan agama minoritas tertentu.
Dewasa ini
masalah sepele bisa menjadi pemicu terjadinya perkelahian dan perpecahan
ditengah masyarakat. Ditengah kemajuan teknologi yang kian hari kian canggih,
bangsa kita tetap saja tidak dapat menghindari berbagai masalah yang mengancam negara
kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Sebab tidak jarang teknologi
kerapkali digunakan tidak pada tempatnya. Sebetulnya manusia membuat teknologi
untuk membantu kehidupan manusia pada umumnya, namun sayang ternyata teknologi
juga digunakan untuk hal yang negatif.
Pemerintah
kita melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada saat ini telah mulai
menerapkan kurikulum berbasis pendidikan Karakter yang diharapkan mampu
mencetak generasi yang cerdas berdaya saing serta memiliki karakter dan moral
yang baik. Sehingga kelak generasi muda kita memiliki moral yang baik disamping
kemampuan intelektualnya masing-masing. Namun tentu tidak dapat mengharapkan
pendidikan moral dari sekolah saja.
Peran orangtua
dalam mendidik anak dalam ranah keluarga tentu juga sangat penting. Sebab pendidikan
dilingkungan keluarga juga mempengaruhi moral dan mental seorang anak. Kemudian
juga lingkungan sosialnya (masyarakat sekitar) juga turut mempengaruhi perkembangan
moral anak. Disamping itu pendidikan kerohanian juga sangat diperlukan,
sehingga apabila semua factor tersebut saling mendukung maka mental dan moral
seorang anak dapat berkembang baik.
Dengan
demikian apabila seorang anak memiliki moral yang baik maka ia tentu akan
mencintai lingkungan sekitarnya, mencintai masyarakat dan mencintai negara kita
tercinta ini. Sehingga apabila setiap warga negara saling mencintai maka kita
semua akan merasa sebagai saudara , seia sekata senasib dan sepenanggungan
seperti semboyan “Torang Samua Basudara”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar