Jumat, 18 Mei 2012

Kita Semua Sama



Ada sebuah lagu lama yang pernah dipopulerkan oleh seorang musisi kenamaan tanah air almarhum Franky Sahilatua berjudul “Kita semua sama”. Beliau memang sangat terkenal dengan lagu-lagu kemanusiaan yang sangat kritis dan merakyat.  Selain lagu “Kita semua sama”, banyak lagu-lagu kemanusiaan lain karyanya yang pernah menjadi hits, antara lain “Perahu Retak, Bis Kota, Perjalanan, Semusim sekali, Di gerbong 4 kereta rakyat, Siti Julaika”,dll. Lagu “Kita semua sama” ini sangat dalam dan menyentuh sosialita masyarakat Indonesia hingga saat ini terutama berhubungan dengan kemanusiaan dan persaudaraan. Lagu ini sebetulnya sangat sederhana namun isi kemanusiaan lagu ini sangat dalam. Ia menyuarakan bahwa semua manusia sama di mata Tuhan, baik miskin atau kaya, cantik atau tidak, ganteng atau biasa saja, apa pun  pangkat atau jabatan/pekerjaan kita.
Tuhan menciptakan manusia menurut gambaranNya dan kita tidak pernah dibeda-bedakan. Kita semua sama dimataNya, kita semua bersaudara seperti semboyan “Torang Samua Basudara”. Terkadang kita manusia kerap melupakan atau bahkan tidak perduli dengan hal ini. Banyak sekali istilah dan bahasa dalam pergaulan yang menyiratkan atau menandakan ketidakperdulian ini. Ada istilah “Elu ya elu…Gue ya Gue” atau ungkapan “So What Gitu Loh”. Ada juga ungkapan bahasa Manado “torang kwa ngoni tu sibuk”. Atau ada juga yang mengatakan “Urus aja urusan kamu sendiri tak usah mengurus urusan orang lain”. Kalau urusan pribadi mungkin dalam hal tertentu orang membutuhkan privasi, namun jika sudah menyangkut ranah umum, sudah tentu menjadi urusan semua orang. Contoh jika menyangkut gotong-royong.
Sudah menjadi kodrat manusia bahwa setiap manusia secara sosial membutuhkan orang lain. Dalam hidup ini kita tidak hidup sendiri, kita hidup bermasyarakat dan bergaul dengan orang lain. Sebab itulah sebagai bagian dari masyarakat sosial kita harus saling menghargai satu sama lain, saling tolong menolong dengan orang lain, saling tenggang rasa satu dan lainnya. Sebagai bagian dari masyarakat kita tidak boleh egois dan sombong. Kita juga tidak boleh mementingkan diri sendiri atau kelompok tertentu. Sebagai masyarakat yang  terdiri dari berbagai suku dan agama, kita adalah saudara sebangsa dan setanah air. Kita semua sama meskipun berbeda suku dan bahasa daerah, meski berbeda golongan dan agama, namun perbedaan itu indah karena memperkaya wawasan kita, perbedaan itulah yang membuat kita menjadi satu sebab kita semua bersaudara, sudah selayaknya jika kita selalu sehati sejiwa menjaga tanah air kita, menjaga ibu pertiwi dengan turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan melalui aktifitas dan pekerjaan kita masing-masing maupun dalam hidup beragama dan bermasyarakat. Sehingga dengan demikian kita bangga menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Masyarakat yang menjunjung tinggi perbedaan, persamaan hak, persamaan kewajiban dan nilai-nilai moral bangsa. Kita mencintai perdamaian, persaudaraan dan kerukunan karena kita semua bersaudara ( Torang Samua Basudara ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar